TANAMAN PAKAN TERNAK YANG MEMILIKI KANDUNGAN NUTRISI YANG
SANGAT BAIK DAN PRODUKTIVITASNYA TINGGI
By: Rita Mawarni CH
1.
Daun
Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal
dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya
sangat mudah untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat
musim hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.
Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan
bahwa daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar
antara 16.7−39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar
merupakan protein murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan
pati yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et al. (1997) melaporkan dari 2.5−3
ton/ha hasil samping tanaman singkong dapat menghasilkan tepung daun singkong
sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong
dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat
pada kambing dan sapi perah (Khang et al.
2000).
Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun
singkong dapat menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah
tropik. Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga
berperan sebagai anti cacing (anthelmintic)
dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan
ternak terhadap mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara
pengawetan daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif
menurunkan kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu
dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al.
2005).
Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan
daun singkong sebagai pakan kambing mengingat adanya kandungan sianida yang
identik dengan racun. Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang
EFI, caranya simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu
dijemur/dilayukan atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya
diberikan.
2.
Gamal (Gliricidia Sepium)
Banyak penamaan berbeda di banyak daerah
untuk gliricidia ini sbb: Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung
(Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar
Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan
kalsium (1,2%). Kandungan seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat
bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak
hanya sebatas palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki
bau menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau
dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi lapar.
Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan
penanam biji polong yang sudah tua ataupun dengan penanaman stek dari
batangnya. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1
tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali.
Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.
Sistem pemangkasan dua kali selama musim
hujan dan dua kali selama musim kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal
sehingga gamal akan tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).
3.
Turi (Sesbania Grandiflora)
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak
yang kaya akan kandungan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri
atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%,
abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.
Salah satu kendala penggunaan daun turi
sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap
pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan
musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap
kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim
kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih
tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan
secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada
pucuknya agar pohon turi tidak mati.
Turi seperti halnya gliricidia dapat
dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan
dari stek batangnya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya,
daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat
secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada
mas pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat
dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.
4. Kaliandra (calliandra
calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan
ternak karena : daun, bunga, tangkai mempunyai kandungan protein cukup
tinggi 20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah
pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil
anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan yang
sudah disediakan.
Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan
ruminansia telah memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya
performans produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik
ternak ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah
bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase tetapi
tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan sendiri atau dalam
campuran dengan legum lain yang tidak mengandung tanin untuk mensuplementasi
ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber energi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak
adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang
rendah (30-60%).
Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian
pakan campuran antara legum yang mengandung kadar tannin tinggi seperti
kaliandra dengan legum yang tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia
sepium) atau turi (sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari
protein terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan
mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan tanin-protein
dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein daun dapat langsung
dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.
Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan
mengingat Kambing dilaporkan mempunyai kemampuan mencerna tannin karena
memiliki enzim tannase pada mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).
5. Rumput Taiwan
Ukurannya cukup besar ,
dapat mencapai 4 -5 meter. Bibit rumput jenis ini kami peroleh dari
BIB Lembang. Ciri-cirinya : batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat
nutrisi cukup baik, dan pada batang muda pangkal batangnya bawah yang
dekat ke tanah berwarna kemerah merahan. Produktivitas tinggi, bisa
mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan
optimal, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.
Jenis rumput dan leguminosa tersebut di atas
bisa diberikan dalam bentuk segar, atau bisa juga diolah menjadi silase dan hay
apabila kondisinya berlimpah pada saat musim penghujan.
6. Rumput Gajah
Rumput gajah banyak dijumpai
dipersawahan, tinggi bisa mencapai 5 meter, berbatang tebal dan keras,
daun panjang dan dapat berbunga seperti es lilin.
Kandungan rumput gajah terdiri atas; 19,9% bahan kering (BK), 10,2% protein
kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN)
Rumput gajah mempunyai beberapa varietas,
antara lain varietas afrika dan varietas hawai:
1.
varietas
afrika, ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan
produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai.
2.
varietas
hawai, ditandai dengan batang dan daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit
menyebar, produksi cukup tinggi, dan berbunga
Panen pertama pada rumput gajah dapat di
lakukan pada umur 90 hari setelah tanam. Panen selanjutnya setiap 40 hari
sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi potongan
dari permukaan tanah antara 10-15 cm.
Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton
rumput segar/hektar/tahun. Alangkah lebih baik kalau sehabis pemanenan rumput
gajah diberi pupuk, pupuk dapat berupa pupuk kimia (urea, npk, tsp/kcl) ataupun
pupuk alami (kotoran kambing). Sehingga pertumbuhan rumput itu akan semakin
bagus dikemudian hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar